Tentang Penerima Beasiswa kami

Deaf Legal Advocacy Worldwide berkomitmen untuk mendukung pemimpin Tuli di seluruh dunia yang ingin menempuh pendidikan hukum serta menjadi pendukung kuat bagi hak-hak orang-orang tuli. Bacalah cerita di bawah ini untuk mengetahui pencapaian program beasiswa kami selama ini.

Chili – Vianney Sierralta

Vianney Sierralta adalah penerima beasiswa D-LAW pertama. Vianney tinggal di Chili di mana dia baru saja menyelesaikan tahun keempat dari lima tahun pendidikan hukumnya.

Vianney sudah mengaplikasikan pendidikan hukumnya dalam pekerjaannya. Ia telah menghasilkan serangkaian video pendidikan hukum dalam bahasa isyarat Chili sehingga Tuli di Chili dapat memahami hak-hak hukum mereka. Ia bekerja pada sebuah proyek tentang akses komunikasi bagi perawatan kesehatan sehingga Tuli di Chili dapat berkomunikasi dengan para dokter tentang kesehatan mereka serta membuat keputusan medis yang tepat.

Vianney menempuh pendidikan hukumnya di waktu yang tepat. Pada tahun 2008, Chili menandatangani Konvensi PBB tentang Hak-hak Penyandang Disabilitas. Pada tahun 2010, Chili mengubah Undang-Undang Disabilitas, tetapi tanpa penyertaan orang Tuli secara penuh dalam proses politiknya. Akibatnya, hukum Chili masih tidak menjamin akses dan penyetaraan yang penuh bagi orang Tuli di dalam masyarakat. Orang Tuli masih menghadapi hambatan dalam pendidikan, pekerjaan, dan perawatan kesehatan. Saat ini tidak ada pengacara tuna rungu di Chili.

Saat lulus dari sekolah hukum pada tahun 2017 ini, Vianney akan menjadi pengacara Tuli pertama di Chile. Ia akan bekerja dengan para pemimpin Tuli untuk mendorong undang-undang dan peraturan baru tentang penyetaraan yang lebih penuh bagi orang-orang Tuli di masyarakat. Ia juga akan mewakili klien individu Tuli yang mengalami diskriminasi dikarenakan oleh disabilitas mereka.

“Mimpi saya adalah menjadi seorang pengacara untuk memenuhi komitmen saya untuk terus berjuang demi hak-hak orang Tuli di Chili dan mengatasi diskriminasi,” kata Vianney.

Para profesor hukum Vianney memuji dirinya. Manual Pimental, dekan Universitas Aconcagua, menggambarkan Vianney sebagai “murid yang sangat baik yang telah mengajarkan kita begitu banyak hal di sekolah hukum ini”

“Vianney telah menjadi murid yang sangat baik – sangat pekerja keras, berdedikasi, dan bertanggung jawab,” ujar Franklin Muñoz, profesor hukum di Universidad Aconcagua.

Michael Stein, direktur eksekutif Deaf Legal Advocacy Worldwide, mengatakan, “Kami bangga denganVianney karena ia memiliki komitmen terhadap penyertaan orang-orang Tuli di masyarakat secara penuh. Ia memiliki masa depan yang cerah dan kami berharap dapat melihat dia menggunakan gelar sarjana hukumnya untuk membantu orang-orang tuli mengadvokasi hak-hak asasi mereka”

Donasi Anda akan membantu kami untuk terus mendukung pemimpin tuli seperti Vianney Sierralta yang bermimpi untuk belajar di sekolah hukum sehingga mereka dapat mengadvokasi hak asasi orang-orang Tuli.

kembali ke atas

Juventus Duorinaah

Ghana – Juventus Duorinaah

Juventus Duorinaah adalah penerima beasisw DLAW yang belajar di Universitas Ghana yang terletak di Accra, Ghana. Dia memulai pendidikannya di bidang hukum pada tahun 2018 dan berharap dapat menyelesaikannya pada tahun 2021.

Juventus adalah Direktur Asosiasi Nasional Tuli Ghana. Dia mengawasi pelaksanaan berbagai proyek advokasi yang memiliki tujuan untuk mengikutsertakan orang-orang Tuli Ghana dalam masyarakat pada ummnya. Dia bekerja dengan anggota komunitas Tuli untuk mencapai kualitas hak yang lebih baik bagi komunitas Tuli di Ghana.

Juventus ingin menjadi pengacara sehingga dia dapat mendorong perlindungan yang lebih kuat terhadap hak-hak atas hukum bagi orang Tuli di Ghana.

kembali ke atas

India – Saudamini Pethe

Saudamini Pethe

Saudamini Pethe adalah Penerima Beasiswa D-LAW yang menempuh pendidikan hukum di Institut Hukum dan Penelitian Universitas Maharishi Dayanand di Faridabad, India. Dia memulai studinya pada 2019 dan berharap selesai pada 2022.

Saudamini adalah advokat untuk pemberdayaan perempuan tuli di India. Dia adalah Presiden Haryana Foundation of Deaf Women Trust. Dia juga menjabat sebagai Direktur untuk All India Foundation of Deaf Women.

Sebelum memulai menempuh pendidikan di fakultas hukum, Saudamini bekerja di Noida Deaf Society, suatu organisasi yang mendorong pemberdayaan dan pendidikan orang-orang tuli, termasuk anak-anak tuli. Dia juga pernah menjadi kolumnis surat kabar dan editor. Dia memiliki gelar master dalam Sastra Inggris dari University of Mumbai.

Saudamini mendorong terciptanya dunia yang lebih baik bagi generasi masa depan orang-orang tuli di India. Dia bercita-cita untuk menggunakan gelar hukumnya untuk meningkatkan kesadaran di India tentang pentingnya bahasa isyarat bagi komunitas tuli. Dia juga ingin menginspirasi lebih banyak orang tuli di India untuk belajar hukum dan berpartisipasi dalam mengadvokasi untuk hak-hak orang tuli.

kembali ke atas

Indonesia – Muhammad Andika Panji dan Andi Kasri Unru

Lihat video tentang Penerima Beasiswa D-LAW di Indonesia

Muhammad Andika Panji dan Andi Kasri Unru adalah Penerima Beasiswa D-LAW yang berkuliah hukum di Universitas Esa Unggul di Jakarta, Indonesia. Mereka memulai studi mereka pada tahun 2017 dan berharap selesai studi pendidikan hukum pada tahun 2021.

Panji berasal dari Jakarta. Dia bekerja dengan Gerkatin Kepemudaan, sebuah organisasi oleh orang muda tuli yang bekerja untuk mendidik dan memberdayakan orang tuli di seluruh Indonesia.

Andi, yang bernama akrab Akas, berasal dari Soppeng, dekat Makassar di Sulawesi. Akas adalah advokat yang merupakan bagian dari jaringan advokasi disabilitas, termasuk Gerkatin, asosiasi nasional untuk orang-orang tuli, dan PERDIK, sebuah koalisi lintas penyandang disabilitas yang menganjurkan inklusi penyandang disabilitas di Sulawesi.

Panji dan Akas sedang belajar hukum karena mereka ingin mengadvokasi hak asasi manusia orang tuli. Panji mengatakan, “Saya ingin belajar hukum karena orang tuli di seluruh Indonesia mengalami diskriminasi, termasuk di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Papua dan Nusa Tenggara Timur.”

Akas mengatakan, “Orang tuli mengalami banyak diskriminasi, contohnya dalam pekerjaan dan pendidikan. Juga, ada sedikit juru bahasa isyarat. Saya ingin menjadi pengacara untuk mempromosikan kesetaraan antara orang dengar dan orang tuli. “

Dr. Ir. Arief Kusuma, Presiden Universitas Esa Unggul, mengatakan, ” Pada hari ini merupakan hari bersejarah bagi universitas Esa Unggul bahwa telah bergabung ditengah-tengah kita dua orang penderita tuna rungu atau tuli yang nantinya akan bergabung di Fakultas Hukum. Saya ucapkan selamat datang dan selamat bergabung di tempat kami ini, mudah-mudahan bisa bermanfaat dan selesai dalam waktu dekat. “

Dr. Wasis Susetio, Dekan Fakultas Hukum, mengatakan, “Esa Unggul mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan ini merupakan kebanggaan juga bagi kami; untuk menerima mahasiswa Panji dan Andi sebagai mahasiswa Fakultas Hukum, yang beliau-beliau ini; mereka ini berasal dari penyandang disabilitas atau disabiliti tuli.”

Panji dan Akas berkuliah hukum pada saat yang menyenangkan untuk advokasi disabilitias di Indonesia. Pada tahun 2011, Indonesia meratifikasi Konvensi tentang Hak Penyandang Disabilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (CRPD). Pada 2016, Indonesia memberlakukan undang-undang disabilitas baru berdasarkan CRPD. Kini, pemerintah sedang menyusun peraturan untuk menerapkan undang-undang disabilitas baru. Panji dan Akas bekerja sama dengan organisasi tuli untuk mengadvokasi peraturan yang kuat.

kembali ke atas

Indonesia – Isro Ayu Permata Sari

Isro Ayu Permata Sari

Isro Ayu Permata Sari adalah Penerima DLAW pada Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera di Jakarta, Indonesia. Dia memulai pendidikannya di bidang hukum pada 2018 dan berharap dapat menyelesaikannya pada tahun 2022.

Sebelum memulai bersekolah di fakultas hukum, Isro bekerja di DPC Gerkatin Tangerang, organisasi nasional Indonesia untuk orang Tuli. Dia menjabat posisi sebagai sekretaris dan membidangi pekerjaan pada proyek-proyek pemuda Tuli.

Isro ingin menjadi pengacara untuk melindungi dan mengadvokasi hak-hak orang Tuli untuk memperoleh pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan masyarakat. Dia juga sangat tertarik untuk mengadvokasi orang Tuli yang menjadi korban pelecehan seksual dan kekerasan.

Isro ingin menjadi pengacara tepat pada saat Indonesia mengesahkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Disabilitas yang mana undang-undang tersebut mengakui hak-hak penyandang disabilitas.

kembali ke atas

Nigeria – Dumi Prosphen Okiemute

Portrait of Dumi Prosphen Okiemute

Dumi Prosphen Okiemute

Dumi Propshen Okiemute adalah penerima beasiswa D-LAW yang berjurusan hukum di Nigeria Law School di Lagos, Nigeria. Dia memulai studinya di tahun 2017 dan dengan harapan dapat menyelesaikannya pada tahun 2018.

Dumi berasal dari Delta State di Nigeria. Dia adalah seorang penulis ” Hak untuk Mendapatkan Proses Peradilan yang AdilBberdasarkan Konstitusi 1999 Republik Federal Nigeria dan Peranan Juru Bahasa Isyarat”, yang merekomendasikan bahwa pemerintah Nigeria harus membuat sebuah badan untuk memastikan kualitas juru bahasa isyarat sebelum mereka bekerja di pengadilan. Dumi terus berkampanye untuk penerjemahan dan interpretasi bahasa isyarat yang akurat bagi semua orang Nigeria untuk mencegah situasi yang bisa menjadi apa yang disebut sebagai “keguguran keadilan.” Dumi juga ingin menggunakan gelar pengacara untuk memastikan bahwa lembaga penegak hukum Nigeria dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang-orang tuli Nigeria.

Dumi berusaha untuk mencerahkan orang-orang berpendengaran normal bahwa orang tuli tidak punya masalah: hanya telinga mereka yang tidak berfungsi dan mereka dapat mencapai tingkat pendidikan manapun. Dumi mengatakan, “ketika orang-orang berpendengaran normal memahami dengan baik mengenai orang tuli Nigeria, mereka akan mencintai dan mengirim anak-anak mereka tuli ke sekolah dan tidak meninggalkan mereka atau menjaga mereka dari pandangan publik dengan keyakinan keliru bahwa anak-anak tuna rungu adalah pertanggungjawaban yang berat siapa yang tidak dapat belajar atau apa adanya sumber malu terus-menerus pada mereka.”

Dumi lulus dari Universitas Ibadan Nigeria di mana dia berkuliah hukum. Sebelum masuk Universitas Ibadan, dia lulus dari Andrew Foster Memorial College di Christian Mission for Deaf – Nigeria. Dumi juga adalah anggota Asosiasi Wanita Tuli Nigeria dan gereja lokal khusus tuli.

kembali ke atas

Peru – Karin Janett Quijada Lovaton

Karin Janett Quijada Lovaton

Karin Janett Quijada Lovaton adalah mahasiswa DLAW yang belajar hukum di Universidad Peruana de Ciencias Aplicadas di Lima, Peru. Dia memulai bersekolah di fakultas hukum pada tahun 2019 dan dia berharap lulus pada tahun 2024.

Sebelum memulai belajar hukum, Karin memperoleh gelar master dalam bidang pendidikan dari Universidad Nacional Mayor de San Marcos. Dia bekerja untuk sebuah lembaga pemerintah yang menyediakan layanan dukungan bagi para orang tuli dalam Bahasa Isyarat Peru.

Karin telah terlibat secara aktif dalam komunitas tuli di Peru. Dia secara bersama-sama mendirikan Asosiasi Tuli Lima dan bekerja untuk mengikutsertakan orang tuli secara penuh dalam masyarakat, termasuk akses yang lebih luas dalam bidang layanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Dia telah bekerja sama dengan asosiasi tuli nasional dalam mengadvokasi legalitas Bahasa Isyarat Peru.

Karin bercita-cita untuk menggunakan gelar hukumnya untuk mengakhiri diskriminasi terhadap orang-orang tuli dan mengadvokasi orang-orang tuli untuk memiliki kesempatan yang sama dengan orang-orang tanpa disabilitas. Dia juga berencana untuk menggunakan gelar hukumnya untuk mengadvokasi promosi Bahasa Isyarat Peru sebagai hak asasi manusia dan sarana untuk pelibatan secara penuh orang-orang tuli dalam masyarakat Peru.

kembali ke atas

Shukuru Kubarburhanzi Debby

Republik Demokratis Kongo – Shukuru Kubaburhanzi Debby

Shukuru Kubaburhanzi Debby, yang akrab disapa Debby, berasal dari Goma, Republik Demokratis Kongo. Debby, yang kini berkuliah hukum di Université Protestante au Congo di Kinshasa, Republik Demokratis Kongo, adalah penerima Beasiswa D-LAW. Dia mulai studi hukumnya pada tahun 2017 dan berharap menyelesaikan studinya pada tahun 2020.

Debby memiliki gelar S2 dalam pengembangan masyarakat dari Institut Supérieur de Développement Rural des Grands Lacs di Goma.

Di kampung asalnya Goma, Debby adalah direktur eksekutif Asosiasi Tuli di Kivu Utara. Dia mengarahkan program pelatihan profesional di Pusat Ephphatha Tuli. Dia juga seorang perwira untuk Grup Kontak Afrika untuk Kesehatan Mental dan Ketulian di Afrika Tengah.

Pada tahun 2017, Debby adalah peserta dalam program Inisiatif Pemimpin Muda Afrika dari Departemen Negeri Amerika Serika (YALI).

Melalui program ini, dia belajar kepemimpinan di Gallaudet University dan Arizona State University.

Debby bercita-cita untuk menjadi pengacara tuli yang melayani tidak hanya komunitas tuli di Republik Demokratik Kongo, tetapi juga di seluruh Afrika.

kembali ke atas

Uganda – Egwelu Timothy

Egwelu Timothy berdiri di depan Uganda Christian University di mana dia mulai studi hukumnya pada tahun 2017.

Egwelu Timothy adalah Penerima Beasiswa D-LAW yang berkuliah hukum di Uganda Christian University di Mukono, Uganda. Dia mulai studi hukumnya pada tahun 2017 dan berharap selesai studinya untuk lulus pada tahun 2021.

Timothy adalah seorang aktivis tuli yang berkomitmen dengan Asosiasi Pemuda Tuli Uganda dan Forum Advokat Tuli. Dia juga anggota Klub Pendukung Pemuda Antar Remaja Kampala yang bekerja untuk mendidik orang tuli tentang kesehatan, penyakit menular seksual, dan hak asasi manusia orang tuli. Sebelumnya, dia mendirikan Asosiasi Tuli Entebbe untuk melakukan proyek pembangunan dan meningkatkan kesadaran tentang orang-orang tuli di kampung Entebbe.

Timothy kembali ke universitas untuk mendapatkan gelar sarjana hukum. Sebelumnya, dia memperoleh gelar sarjana teknik dari Kyambogo University di mana dia mendirikan sebuah organisasi untuk mengadvokasi hak-hak para mahasiswa tuli yang bersekolah di universitas tersebut.

Keinginan Timothy menjadi pengacara untuk mengadvokasi pemberlakuan dan penegakan hukum yang mengakui hak orang tuli dan menghormati martabat orang tuli.

kembali ke atas

Zambia – Chubili Moses

Chubili Moses

Chubili Moses adalah mahasiswa D-LAW yang belajar hukum di Zambian Open University. Dia memulai bersekolah di fakultas hukum pada tahun 2019 dan dia berharap lulus pada tahun 2023.

Sebelum memulai belajar hukum, Moses memperoleh gelar dalam bidang pendidikan luar biasa dari Zambia University dan mengajar murid-murid disabilitas di sekolah luar biasa.

Dia aktif terlibat dalam komunitas tuli, bertugas sebagai Sekretaris Jenderal untuk Masyarakat Tuli Zambia. Dia telah meneliti dan menulis tentang penggabungan Konvensi PBB tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas (CRPD) di Zambia dengan upaya membuat pendidikan di Zambia lebih mudah diakses oleh individu yang tuli.

Pada tahun 2018, Moses terpilih sebagai Penerima Penghargaan dari Yayasan Obama.

Moses akan menggunakan gelar hukumnya untuk membantu orang tuli Zambia dalam mengadvokasi proses pelibatan penyandang disabilitas yang lebih baik dalam masyarakat.

kembali ke atas